PENELUSURAN TRAJEKTORI AEROSOL DI KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN HYSPLIT-4 BACK TRAJECTORY MODEL STUDI KASUS : KEJADIAN KABUT ASAP TANGGAL 23-28 OKTOBER 2015

Authors

  • Amalia Nurlatifah Centre of Atmospheric Science and Technology, National Institute of Aeronautics and Space
  • R. Driejana Institut Teknologi Bandung (ITB)

DOI:

https://doi.org/10.31172/jmg.v20i2.630

Keywords:

Aerosol, AOD, HYSPLIT-4 back trajectory model, Kebakaran hutan, MOD04

Abstract

Kebakaran hutan pernah terjadi beberapa kali di Indonesia dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, salah satu yang terparah adalah kebakaran hutan pada Bulan Oktober 2015. Aerosol adalah polutan hasil emisi kebakaran hutan yang dapat bertransportasi secara long-range dan dapat menimbulkan masalah pernafasan. Dalam penelitian ini dilakukan penelusuran trajektori aerosol di Kota Bandung pada masa terjadinya kebakaran hutan pada Oktober 2015 menggunakan HYSPLIT-4 Back Trajectory Model dengan data masukan GDAS 0,5ox0,5o. Analisis pengaruh kebakaran hutan terhadap peningkatan konsentrasi aerosol direpresentasikan dengan kenaikan nilai AOD. Nilai AOD yang digunakan adalah data AOD dari MODIS. Hasil keluaran model dianalisis bersama data curah hujan dari GSMaP, data meteorologi NCEP/NCAR, dan data topografi SRTM CGIAR-CSI untuk mendapatkan analisis yang lebih akurat dalam penelusuran trajektori aerosol di Kota Bandung menggunakan HYSPLIT-4 Back Trajectory Model. Pada periode Oktober 2015 terlihat bahwa nilai AOD di Kota Bandung cenderung tinggi bahkan mencapai nilai maksimum 1,406. Hal ini mengindikasikan adanya kenaikan konsentrasi aerosol pada Bulan Oktober 2015. Plot trajektori menyatakan aerosol di Kota Bandung cenderung berasal dari tenggara dan timur Kota Bandung diantaranya diduga berasal dari Samudera Hindia, Cilacap, Ciamis, Garut, Sumedang, Padalarang, ataupun Cimahi. Tingginya nilai AOD mengindikasikan adanya sumber aerosol yang mengemisikan aerosol secara masif sebelum trajektorinya sampai di Kota Bandung. Kebakaran Hutan Kareumbi di Sumedang, kebakaran Hutan Papandayan di Garut, dan kebakaran hutan di kawasan Gunung Masigit di Padalarang pada Bulan Oktober 2015 dipercaya sebagai pemicu utama tingginya nilai konsentrasi aerosol di Kota Bandung.

References

Rea, G., Paton-Walsh, C., Turquety, S., Cope, M., Griffith, D., (2016): Impact of the New South Wales fires during October 2013 on regional air quality in eastern Australia, Atmospheric Environment, 131: 150-163.

CHEVRON (2013): Dampak Kabut Asap Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan.

http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2015/02/25/l/a/lampiran_i.pdf

Pan, Y., Tian, S., Li, X., Sun, Y., Li, Y., Wentworth, G., Wang, Y., (2015): Trace elements in particulate matter from metropolitan regions of Northern China: Sources, concentrations and size distributions, Science of the Total Environment, 537: 9-22.

Makra, L., Matyasovszky, I., Guba, Z., Karatzas, K., Antilla, P., (2011): Monitoring the long-range transport effects on urban PM10 levels using 3D clusters of backward trajectories, Atmospheric Environment, 45: 2630-2641.

Bilinska, D., Carsten Ambelas, Małgorzata Werner, Maciej Kryza (2017): Source Regions of Ragweed Pollen Arriving in South-western Poland and the Influence of Meteorological Data on the HYSPLIT Model Results. DOI 10.1007/s10453-017-9471-9

Draxler, dkk. 2014. HYSPLIT-4 User Guide. NOAA.

Zhao, S., Yin, D., Qu, J., (2015): Identifying sources of dust based on CALIPSO, MODIS satellite data and backward trajectory model, Atmospheric Pollution Research, 6: 36-44.

Holben B.N., T.F.Eck, I.Slutsker, D.Tanre, J.P.Buis, A.Setzer, E.Vermote, J.A.Reagan, Y.Kaufman, T.Nakajima, F.Lavenu, I.Jankowiak, and A.Smirnov (1998): AERONET - A federated instrument network and data archive for aerosol characterization, Rem. Sens. Environ., 66: 1-16.

NCDC NOAA, 2016, Data GDAS, <https://www.ncdc.noaa.gov/data-access/model-data/model-datasets/global-data-assimilation-system-gdas>. Diakses tanggal 28 Juli 2016.

KOMPAS, 2015, Bandara Husein Sastranegara Tertutup Kabut, Penumpang Terlantar <http://regional.kompas.com/read/2015/10/23/13321401/Bandara.Husein.Sastranegara.Tertutup.Kabut.Penumpang Telantar>. Diakses tanggal 11 September 2016.

Kalnay, E., (1996): The NCEP/NCAR 40-Year Reanalysis Project,Amer. Meteor. Soc, 77: 437-470.

ESRL NOAA, 2017, Data MEI <https://www.esrl.noaa.gov/psd/enso/mei/>. Diakses tanggal 3 Februari 2017.

Perkins, Henry C., (1974): Air Pollution. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Jacobson, Mark Z., (2002): Atmospheric Pollution: History, Science, and Regulation. Inggris: Cambridge.

Published

2019-12-05

How to Cite

Nurlatifah, A., & Driejana, R. (2019). PENELUSURAN TRAJEKTORI AEROSOL DI KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN HYSPLIT-4 BACK TRAJECTORY MODEL STUDI KASUS : KEJADIAN KABUT ASAP TANGGAL 23-28 OKTOBER 2015. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika, 20(2), 91–99. https://doi.org/10.31172/jmg.v20i2.630

Issue

Section

Article